Tuesday, August 18, 2009

SOLUSI 3I Ketika Ujian Menghadang

Bila kesulitan menghadang
Hadapi dengan senyuman
Pantang marah dan keluh kesah
Tekadkan hati terus berjuang

Saudaraku yg dicintai dan mencintai Allah, sebagai manusia yg lemah pasti kita pernah mendapat ujian yg berat. Ujian itu bentuknya macam-macam, ada yang baik dan juga buruk. Nah pada kesempatan kali ini saya punya resep bagi yg sedang dilanda masalah.

RUMUS 3I:
INTROSPEKSI, ISTIGHFAR, IKHTIAR


1. I yang pertama adalah INTROSPEKSI. Amat sering kita khilaf, marah, kecewa kita tudingkan kepada pihak lain.
“Itu kan salah dia, dasar orang serakah!”
“Gue bangkrut kan gara-gara dia tuh!”
“Mama sih nggak ngikutin kata2ku jadi begini deh”
Dan masih banyak lagi contoh lainnya. Bahkan ketika ujiannya sudah sangat berat tidak jarang justru Allah yg kita salahkan. “Kenapa aku ya Allah, kenapa jadi begini ya Allah?”
Padahal kita tahu, ini saatnya kita memeriksa apa saja langkah yg kita ambil dimasa lalu sehingga kita jadi merana seperti saat ini.
Memang nggak mudah untuk melakukan Introspeksi (Muhasabah) atau evaluasi diri. Mungkin karena sudah merasa melakukan yg benar dan terbaik lalu tiba-tiba hasilnya tidak sesuai dengan yg diinginkan. Ada 3 hal yg harus dilakukan ketika melakukan Introspeksi:

1. Bertanya kepada diri sendiri. Apakah yg dilakukan sudah benar? Apa ada yg kurang? Apa kita kurang hati-hati? Apa semuanya sudah melibatkan Allah atau jangan-jangan hanya mengikuti nafsu diri? Apa ada orang lain yg kita zhalimi? Lakukan sedetail mungkin pertanyaan hingga kita menemukan pertanyaan yg kita sendiri menjawabnya,”Oh…mungkin gara-gara ini”

2. Bertanya kepada orang lain. Hampir sama dengan langkah 1 tapi kita tanyakan ke orang terdekat yg kita yakin bisa memberikan jawaban yg objektif.

3. Memohon petunjuk kepada Allah SWT dimana letak kesalahan kita.

Nah segitu dulu yah, nanti kita lanjutkan ke ISTIGHFAR

MZ Omar

Friday, August 14, 2009

I'm Not The Princess's Son

Judul di atas bukan keluhan, bukan juga alasan atas beberapa kegagalan yg pernah saya alami dalam hidup, tapi justru judul di atas adalah motivasi bagi diri yg lemah ini. Kalau saja anak-anak "Pangeran" harus bekerja keras untuk bisa berhasil, apalagi saya yang berasal dari keluarga biasa saja, koneksi dan relasi terbatas, modal seadanya, artinya harus bekerja dua-tiga kali lebih keras.
Pernah juga ketika jiwa sedang down terserang penyakit PLOM (Poor Little Old Me), saya berprasangka buruk kepada Allah SWT dan bertanya,"Kenapa selalu saya yg diuji? Kenapa sulit sekali bagi saya sementara bagi yang lain mudah". Pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya tidak terlontar, namun karena kondisi yang menekan menyebabkan orang lemah seperti saya akhirnya mengeluh hebat. Membutuhkan waktu yg lama dan deretan kepedihan untuk memperoleh jawaban, bahwa apapun kejadian yang menimpa kita adalah yang terbaik buat kita.

Sekarang saya baru bisa meresapi, kalau saja saya tidak melewati ujian-ujian kehidupan mungkin saya tidak setegar sekarang. Kalau saja saya tumbuh dengan berbagai kemudahan bisa saja sekarang saja menjadi beban buat orang lain. Kalau saja jalanan mulus dan mudah yang ada di depan, bisa dipastikan saya terlena dengan buaian itu semua.

Akhirnya saya bisa menemukan arti kata sabar ketika dizhalimi, arti ikhlas ketika dirampok oleh kehidupan, arti berharap ketika semuanya buntu, arti kelegaan ketika keluar dari lubang hitam kesulitan. Bukan berarti pencarian makna itu terhenti, tapi paling tidak seperti kulit bawang makna itu mulai mengelupas memperlihatkan arti sebenarnya.

Saya begitu terkesan dengan seorang teman, yang selalu optimis bahwa ada Allah di samping kita."Akhi kalau antum dikecewakan orang jangan terlalu bersedih, tapi kalau antum di acuhkan oleh Allah SWT baru antum boleh menangis. Kalaulah harta antum habis semuanya janganlah antum terlalu risaukan, Namun ketika iman hilang dari dada antum, layaklah antum menyesalkannya."

Jakarta, 14 Agustus 2009
air mata ini menetes bukan karena dunia tak teraih
alirannya menderas karena ada banyak kewajiban yg ditinggalkan

Monday, August 10, 2009

Mengenal Cara dan Strategi Musuh-musuh Islam Dalam Memporakporandakan Kaum Muslimin

Assalamu alaikum wr wb

Sedikit sharing saja dari kajian yg saya ikuti beberapa hari yang lalu yang mudah2an bisa membuka wawasan kita dan tentukan menguatkan tekad kita untuk mengamalkan Islam dalam kehidupan kita sehari-hari.

Beberapa decade terakhir ini kaum kafir yg selalu mentang Islam menerapakan 2 Strategi besar untuk melumpuhkan dan menghancurkan barisan kaum muslimin. Langkah strategis, terukur dan terencana dan dilakukan dengan sangat massive melalui berbagai sarana dan media.

Cara mereka membombardir kita adalah dengan melancarkan:
1. Tab’idhul Islam: Memecah belah Islam (Internal)
2. Gozhwul Fikri. Perang Pemikiran (Eksternal)

Kali ini kita akan membahas point pertama terlebih dahulu

Tab’idhul Islam: Memecah belah Islam (Internal)
Serangan ke dalam tubuh kaum muslimin berlangsung sepanjang masa, tiada henti, dan semakin hari semakin besar.
Sarana yg dipakai adalah

a. Tanaa Qudhaats. (Sesuatu yg bertolak belakang/paradoksal/kontroversi. Cara ini bertujuan menciptakan kebingungan di tengah ummat. Dimunculkanlah para tokoh sekuler, orientalis, liberalis, nabi palsu dan aliran-aliran Islam namun bukan Islam.

b. ‘Uzlatul Islam. (Menjauhkan akar Islam dari kaum muslimin). Cara yang dipakai biasanya sangat halus, seperti yang terjadi di India dimana Al-Qur’an di cetak dengan kemasan yang cantik dan indah, sehingga justru kaum muslimin lebih sibuk mempercantik tampilan Al-Qur’annya ketimbang membaca, mengkaji dan mengamalkannya. Bahkan yang lebih parah yang terjadi di negeri kita tercinta, pada waktu hajatan MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur’an) justru terjadi saling santet dengan menggunakan ilmu sihir. Peserta yg tadinya memiliki suara indah, tiba-tiba ketika berada di podium suaranya menghilang. Peserta yg lainnya bahkan ada yg sampai muntah darah karena di teluh.

Sayyid Qutb dalam bukunya menuliskan perbedaan interaksi Al-Qur’an kaum muslimin di zaman dahulu dan sekarang, diantarnya:
Zaman Dahulu:
1. Belajar Al-Qur’an untuk diamalkan secara menyeluruh dan sungguh-sungguh
2. Ketika mengetahui perintah dan larangan di dalam Al-Qur’an seluruhnya diambil lalu meninggalkan kejahiliyahan
3. Ambil Islam semuanya tanpa kecuali.
Zaman Sekarang:
1. Belajar Al-Qur’an untuk menambah wawasan pengamalannya nanti dulu
2. Ketika mengetahui perintah dan larangan di dalam Al-Qur’an seluruhnya diambil namun tidak meninggalkan kejahiliyahan
3. Islam dipilah dan dipilih. Berima sebagian tapi tidak untuk yg lain.

Begitu juga dengan Ibnu Taimiyah, yg mengkategori hubungan manusia dengan Al-Qur’an
1. Al-ummiyah. Yaitu orang yang tidak bisa membaca Al-Qur’an dan tidak mempelajari Al-Qur’an
2. Al-Hajaru minal Islam, yaitu orang yang meninggalkan Al-Qur’an. Nah ini yang menarik, ternyata orang yang meninggalkan Al-Qur’an bukan hanya orang yg bisa baca Al-Qur’an lalu meninggalkannya rutinitasnya, namun kategori ini juga meliputi orang yang bisa baca Al-Qur’an namun tidak mengkhatamkannya dalam 40 hari. Jadi kalau hitungan sederhana kita, seharusnya sebagai seorang muslim yg baik minimal 1 hari kita membaca 1 juz (kira-kira memakan waktu 1 jam saja)
3. Juz’iyah, criteria ini menunjukan bahwa ada sebagian kaum muslim yg mempelajari Al-Qur’an hanya untuk kepentingan pribadi dan golongannya. Pakai sebagian namun membuang yg lain.
4. Su’u tauzih. Wah yang ini sepertinya sering kita dapati di negeri kita tercinta yaitu: Mantra. Lihalah di Koran, TV dan media lainnya. Begitu banyak cara-cara sesat dan himbauan untuk menemui paranormal sudah sedemikian parahnya

C. Merebaknya Khurafaatu wa siriki (Khurafat dan Syirik). Di beberapa daerah fenomena khurafat dan syirik yg dikemas dengan ritual seakan-akan ibadah membuat ummat Islam tertipu. Seakan sesuatu itu datang dari Allah SWT, padahal itu justru memalingkan mereka dari Allah SWT. Lihatlah begitu larisnya paranormal saat ini, seakan ramalan mereka itulah yg menentukan kehidupan ini.
D. Al-Bid’ah menjadi ibadah. Karena minimnya pengetahuan akan Islam sehingga banyak masyarakat yang melaksanakan ibadah hanya berdasarkan tradisi yg terkadang banyak terkandung bid’ah

Efek dan akibat dari serangan bertubi-tubi di atas membuat:
1. Adzilaatu tafaruqu. Umat Islam menjadi terhina dan terpecah-pecah. Lihat saja perpecahan di tubuh ummat ini, hanya gara-gara berbeda organisasi bisa menyebabkan saling ejek dan hina. Bahkan ada sebagian yang merasa gerakannya paling benar sehingga sering menghakimi saudaranya dari golongan lain. Padahal, bolehlah kita berbeda bendera, namun tujuan kita satu menegakan kalimat La ilaha ilallah
2. Al Bughdhu Al ‘adaawah. Saling membenci dan bermusuhan sesama muslim
3. Riddah. Terjadinya pemurtadan besar-besaran. Pemurtadan bukan hanya dikeluarkan dari Islam namun diserang juga pemikirannya, gaya hidupnya, penampilannya, cara bicaranya.

Demikian materi kajian pada kali ini Insya Allah saya akan update dengan dalil-dalil pendukung dari materi di atas. Sementara ini baru draft tulisan, karena saya tidak sempat mereview dalil2 tersebut.

Wassalamu alaikum wr wb

Saturday, August 8, 2009

Generasi Muda Arab, Generasi Facebook

Diambil dari: www.eramuslim.com

Demam Facebook terjadi di semua penjuru dunia. Tidak terkecuali di negara-negara Arab. Pekan lalu, sebuah kajian dan penelitian menyatakan bahwa saat ini generasi muda di tanah Arab telah berubah menjadi generasi Facebook.

Penelitian ini dilakukan oleh Islam Hijazi, sebuah badan peneliti di Fakultas Ilmu Pengetahuan Politik di Universitas Kairo, dan juga International Centre for Future and Strategic Study in Cairo. Penelitian ini menunjukan bahwa generasi muda Arab telah berhasil menjadi generasi baru yang tidak popular, dari sebuah masyakarat sipil yang berbasis pada realitas, menjadi generasi internet yang kebablasan.

Penelitian ini menyebutkan bahwa Facebook adalah platform dasar bagi Mossad—agen rahasia Israel—untuk merekrut generasi muda Arab sebagai penentang pemerintah dan tanah airnya. Islam Hijazi mengatakan bahwa Facebook adalah sebuah cara baru penerapan demokrasi dalam pikiran anak muda Arab yang tak bisa dikendalikan lagi. Dengan cara bertukar pikiran dan ide, generasi muda Arab hidup dalam atmosfer demokrasi digital.

Saat ini seperti kita tahu, pengguna Facebook terus meningkat. Pekan lalu, penggunanya sudah mencapai jumlah 250 juta di seluruh dunia. Di Arab sendiri, Facebook sudah menjadi sangat fenomenal, dengan kesadaran yang sangat rendah dari para pemakainya.

Menurut Islam Hejazi saat ini para pengguna Facebook disulap menjadi para aktivis virtual. Mereka tidak merepresentasikan kenyataan dan permasalahan dunia yang sebenarnya.

Misalnya saja, ketika ada sebuah kejadian yang menimpa umat Islam, maka mereka cukup dengan menyimpan bela sungkawa, kecaman, atau gagasannya di dinding Facebook, dan sudah, mereka merasa aman akan kewajiban lain, tak ada lagi yang mereka lakukan selanjutnya. Dalam arti lain, menurut Islam Hejazi, para penguna Facebook di Arab yang berusia muda hidup dalam dunia yang penuh kepalsuan.

Pemerintah negara-negara Arab sudah merasakan ancaman ini. Generasi muda Arab tengah beralih dari generasi yang disekam menjadi generasi penuh kebebasan yang semu. Beberapa tahun ke depan, kemungkinan generasi muda Arab ini menjadi generasi yang tak punya skil nyata dalam kehidupan mereka, dan mereka layak disebut generasi Facebook. (sa/dlhyt)

Tuesday, August 4, 2009

Take your first step

..the first step is what counts. First beginning are hardest to make and as small and incoruspicuous as they are potent in influence, but once they are made, it is easy to add the rest---ARISTOTLE

Sunday, August 2, 2009

AMALAN DAN DOA MURAH REZEKI

http://www.geocities.com/jailur_rashied/Doa_murah_rezeki.pdf

Doa Murah Rezeki

1) Membaca SURAH AL-WAQIAH

- Sabda Rasulullah SAW:

مَنْ قَرأ سُورَةَ الوَاقِعَةِ فِي كُلّ لَيْلَةٍ لَمْ تُصِبْهُ فاقَة

“Sesiapa yang membaca surah al-Waqiah pada setiapa malam ia tidak akan ditimpa kefakiran.” (Riwayat daripada Ibn Mas‘ud: al-Azkar, al-Jami al-Soghir).

- Sabda Rasulullah SAW:

سُوْرَةُ الوَاقِعَةِ سُوْرَةُ الغِنَى فَاقْرَؤُوْهَا وَعَلِّمُوْهَا أَوْلاَدَكُمْ

“Surah al-Waqiah adalah surah kekayaan. Hendaklah kamu membacanya dan ajarkanlah ia kepada anak-anak kamu.” (Riwayat Ibn Mardawaih daripada Anas: Kasyf al-Khafa’).

2) Membaca SURAH AL-IKHLAS:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ، اللَّهُ الصَّمَدُ ، لَمْ يَلِـدْ وَلَمْ يُولَـدْ ، وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ

“Katakanlah (wahai Muhammad): “(Tuhanku) ialah Allah Yang Maha Esa; “Allah Yang menjadi tumpuan sekalian makhluk untuk memohon sebarang hajat; “Ia tiada beranak, dan Ia pula tidak diperanakkan; “Dan tidak ada sesiapapun yang serupa denganNya”.”

- Sabda Rasulullah SAW: Sesiapa yang membaca Qulhuwallu ahad ketika masuk ke rumahnya, nescaya dihindarkan kefakiran daripada ahli rumahnya dan jirannya. (Daripada Jarir bin Abdullah: Kanzu al-‘Ummal, Mu‘jam al-Tabarani; daripada Ibn Mas‘ud: Mujma‘ al-Zawaid)

3)

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ ، وَتُعِزُّ مَن تَشَاء ، وَتُذِلُّ مَن تَشَاء ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ ، إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، تُولِجُ اللَّيْـلَ فِي الْنَّهَارِ ، وَتُولِجُ النَّـهَارَ فِي اللَّيْلِ ، وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ ، وَتُخْرِجُ الْمَيِّـتَ مِنَ الْحَيِّ ، وَتَرْزُقُ مَن تَشَاء بِغَيْرِ حِسَـابٍ ، رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَرَحِيْمَهُمَا ، تُعْطِي مَنْ تَشَاءُ مِنْهُمَا وَتَمْنَعُ مَنْ تَشَاءُ ، اِرْحَمْنِي رَحْمَةً تُغْنِيْنِي بِهَا عَنْ رَحْمَةِ مَنْ سِوَاكَ

“Katakanlah (wahai Muhammad): “Wahai Tuhan yang mempunyai kuasa pemerintahan! Engkaulah yang memberi kuasa pemerintahan kepada sesiapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang mencabut kuasa pemerintahan dari sesiapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah juga yang memuliakan sesiapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang menghina sesiapa yang Engkau kehendaki. Dalam kekuasaan Engkaulah sahaja adanya segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. “Engkaulah (wahai Tuhan) yang memasukkan waktu malam ke dalam waktu siang, dan Engkaulah yang memasukkan waktu siang ke dalam waktu malam. Engkaulah juga yang mengeluarkan sesuatu yang hidup dari benda yang mati, dan Engkaulah yang mengeluarkan benda yang mati dari sesuatu yang hidup. Engkau jualah yang memberi rezeki kepada sesiapa yang Engkau kehendaki, dengan tiada hitungan hisabnya”. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang di dunia dan akhirat. Engkau memberi kedua-duanya kepada sesiapa yang Engkau mahu. Engkau menahan kedua-duanya terhadap sesiapa yang Engkau mahu. Rahmatilah aku dengan suatu rahmat yang mencukupi untukku berbanding rahmat yang ada pada selainMu.”

- Sabda Rasulullah SAW: “Wahai Mu‘az! Aku mahu ajarkan engkau sebuah doa. Jika engkau menanggung segunung hutang lalu engkau membacanya nescaya Allah menunaikannya untuk engkau. Bacalah: قل الله مالك اللمك…. (Ayat dan doa di atas).” (Kanz al-Ummal).

4)

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

“Dan sesiapa yang bertaqwa kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya), nescaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkannya), Serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya.”

- Sabda Rasulullah SAW:” Wahai sekalian manusia, jadikanlah taqwa sebagai suatu perniagaan, nescaya rezeki akan datang kepada kamu tanpa modal dan niaga.” Kemudian Baginda membaca ayat di atas. )Riwayat daripada Mu‘az bin Jabal: Majma‘ al-Zawaid, Kanz al-Ummal).

5)

الَّلهُمَّ اكْفِنِي بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَاغْنِنِي بِفَضلِكَ عَن سِواكَ

“Ya Allah, ya Tuhanku! Cukupkanlah aku dengan suatu yang halal berbanding suatu yang haram yang telah Engkau tetapkan. Dan berilah aku kekayaan dengan kelebihan daripada Engkau berbanding selain Engkau.”

- Saidina Ali mengatakan kepada seseorang yang datang kepadanya: “Aku mahu mengajar kamu kalimah yang diajar oleh Rasulullah kepadaku. Jika engkau menanggung segunung hutang tentu Allah akan tunaikannya. Bacalah: اللهم اكفني بحلالك… (Doa di atas).” (Riwayat daripada ‘Ali: Sunan al-Tirmizi; dinilai Hasan Gharib).

6)

الَّلهُمّ رَبَّ السَّماوَاتِ السَبْعِ ، وَرَبَّ العَرْشِ العَظِيْـمِ ، رَبَّنَا وَرَبَّ كلِّ شَيْءٍ ، وَمُنْزِلَ التَوْرَاة وَالإِنْجِيْلَ وَالقُرْآنَ ، فَالِقَ الْحَبِّ والنَّوَى ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شرِّ كُلِّ ذِي شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ ، أَنْتَ الأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ ، وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ ، والظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ ، وَالبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ ، اقْضِ عنِّي الدَّيْنَ وَاغْنِنِي مِنَ الفَقْرِ

“Ya Allah, Tuhan bagi tujuh lapisan langit, juga Tuhan ‘Arasy yang agung. Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu. Yang menurunkan Taurat, Injil dan Quran. Yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan menghasilkan buah-buahan. Aku mohon berlindung denganMu daripada kejahatan segala suatu yang jahat yang ubun-ubunnya di dalam genggamanMu. Engkaulah yang awal, tiada suatu pun yang sebelum Engkau. Engkaulah yang akhir, tiada suatu pun yang selepas Engkau. Engkaulah yang zahir, tiada suatu pun yang di atas Engkau. Engkaulah yang batin, tiada suatu pun yang di bawah Engkau. Tunaikanlah hutangku dan berilah aku kekayaan daripada kefakiran.”

- Sabda Rasulullah SAW: “Bacalah: اللهم رب السماوات… (Doa di atas).” (Riwayat daripada Abu Hurairah: Sunan al-Tirmizi; dinilai Hasan Sahih).

7)

الَّلهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ وَالكَسَلِ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ البُخْلِ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ غَلَبَةِ الدَّينِ وقَهْرِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, aku berlindung denganMu daripada dukacita dan rasa sedih; aku berlindung denganMu daripada lemah dan malas; aku berlindung denganMu daripada sifat pengecut dan bakhil; dan aku berlindung denganMu daripada bebanan hutang dan penindasan orang.”

- Pada suatu hari Rasulullah SAW masuk ke masjid lalu terserempak seorang yang dipanggil Abu Umamah. Rasulullah SAW bersabda kepadanya: “Wahai Abu Umamah, aku lihat engkau duduk di masjid bukan pada waktu solat, kenapa?” Jawab Abu Umamah: “Dukacita dan hutang menyelubungiku, wahai Rasulullah!” Jawab Rasulullah: “Mahukah kamu aku ajarkan suatu bacaan jika kamu membacanya Allah akan menghilangkan rasa dukacitamu dan melangsaikan hutangmu.” Abu Umamah menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.” Baginda bersabda: “Apabila tiba waktu pada dan petang bacalah: اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن… (Doa di atas). Kata Abu Umamah: “Aku membaca doa tersebut, lalu Allah menghilangkan rasa dukacitaku dan melangsaikan hutangku.” (Riwayat Abu Daud daripada Abu Said al-Khudri).



Sabda Rasulullah SAW:

الَّلهُمَّ فَارِجَ الْهَمِّ ، كَاشِفَ الغَمِّ ، مُجِيْبَ دَعْوَةَ الْمُضْطَّرِّيْنَ ، رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَرَحِيْمَهُمَا ، أَنْتَ تَرْحَمُنِي فَارْحَمْنِي بِرَحْمَةٍ تُغْنِيْنِي بِهَا عَنْ رَحْمَةِ مَنْ سَوَاكَ

“Ya Allah, Yang Meleraikan dukacita, Yang Melapangkan kekusutan, Yang Menyahut seruan orang yang susah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang di dunia dan akhirat, Engkau mengasihi aku, maka rahmatilah aku dengan suatu rahmat yang mencukupi untukku berbanding rahmat yang ada pada selainMu.”

Diriwayatkan daripada ‘Aisyah RA katanya: “Abu Bakar datang kepadaku lalu berkata: Adakah engkau telah mendengar daripada Rasulullah SAW sebuah doa Baginda ajarkan kepada. Aku bertanya: Apakah doa itu? Jawab beliau: Pada waktu dahulu, Isa Ibn Maryam mengajar sahabat-sahabat baginda: Seandainya sesiapa di kalangan kamu yang berhutang sejumlah emas satu bukit lalu ia berdoa dengan doa ini nescaya Allah tunaikan untuknya.” Kata Abu Bakar: “Aku telah berdoa dengan doa tersebut lalu Allah memberikan aku suatu ganjaran sehingga aku dapat melangsaikan hutang aku.” Kata ‘Aisyah: Aku pernah menanggung hutang lalu aku mengamalkan tersebut, tidak lama kemudian Allah memberi rezeki kepadaku sehingga aku dapat bersedekah dan mewariskan harta.” (Riwayat al-Bazzar, al-Hakim dan al-Asbahani)

9)

لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنتَ ، سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri sendiri.”

Sabda Nabi SAW: “Doa saudaraku Yunus amat menakjubkan; permulaannya tahlil, pertengahannya tasbih dan penghujungnya pengakuan melakukan dosa. Sesiapa yang berdukacita, berada dalam kekusutan, ditimpa kesusahan dan dibebani hutang pada suatu hari, lalu ia membacanya sebanyak tiga kali, nescaya dimakbulkan untuknya.”

http://www.geocities.com/jailur_rashied/Murah_rezeki.htm

Ihsan:
http://jailurrashied.blogspot.com/

http://www.e-ulama.org/Artikel/Default.asp?mode=0&id=238