Friday, November 7, 2008

Bahlul Syariah

Kemarin ketika sedang shalat zhuhur berjamaah bersama seorang teman di masjid dekat kantor, saya mengalami shock berat. Kenapa? Yah, ada pengalaman aneh banget. Ketika imam bersiap memimpin shalat, tiba-tiba ia membalikkan badannya ke jamaah untuk mengingatkan untuk meluruskan shaf. Sampai di sini sih, biasa saja. But yang agak luar biasa, tiba-tiba ia memerintahkan semua jamaah untuk menaikkan celana/sarungnya yang melebihi mata kaki agar digulung hingga di atas mata kaki. Sampai di situ sih nggak masalah, cuma ya itu caranya dengan membentak jamaah yang belum melaksanakan perintahnya, hingga ia menghampiri saya."Pak itu celananya digulung ya!", saya langsung menggulung, tapi ternyata teman di sebelah saya belum menggulung eh tiba-tiba dia sedikit membentak,"PAK! Itu celananya di gulung, kalo tidak mau digulung silahkan shalat di luar saja, gulung cepat!!!. Astaghfirullah, terus terang saya sangat kesal dan kecewa dengan tindakannya. Yang dihadapinya adalah orang yang ingin menegakkan shalat berjamaah, tapi malah diusir karena hal yang masih khilafiyah. Wah kok jadi begini ya? Saya jadi ingat sebuah istilah yang pernah saya dengar dari Pak Syafi'i Antonio,pakar ekonomi syariah, Bahlul Syariah alias tidak paham syariah.

Mungkin argumennya betul tentang celana diatas mata kaki, but kenapa dia menyampaikannya dengan cara yang kasar seperti itu?

Mungkin saudara imam tadi lupa dengan surat Al Baqarah:114
"Dan Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mendapatkan azab yang berat."

Huh...ada apa ya dengan ummat Islam? Apa ini yang disebut Bahlul Syariah?

Cape deh....

Sunday, November 2, 2008

MEMBUMIKAN AL-QUR'AN

Alhamdulillah kemaren baru saja selesai mengadakan acara pengajian rutin bulanan dengan tema " Membumikan Al-Qur'an", walaupun pada awalnya saya kelabakan juga, karena sedikitnya SDM yg mensupport. Tapi berkat ijin Allah SWT, acara berlangsung sukses dan para peserta justru banyak memberi masukan dan terlihat sangat antusias.

Sebenarnya program ini sudah di rintis sejak tahun 2008, hanya saja tahapan yang kami lakukan adalah mengadakan gerakan wakaf Al-Qur'an dan pada bulan Ramadhan kemarin terkumpul sekitar 103 mushaf Al-Qur'an berikut satu lemari dari para muwwakif. Subhanallah. Lalu kami mulai menjalankan misi untuk mendistribusikan mushaf tersebut dengan fokus awal di lingkungan masjid Nurul Hayat dan masyarakat RW 016, Perum III, Tangerang. Idenya bergulir dengan mengadakan pengajian rutin yang bertujuan untuk membina masyarakat dan menjaring warga sekitar yang ingin belajar membaca Al-Qur'an dan juga yang ingin memperdalamnya. Saya sendiri sempat pesimis melihat besarnya tanggung jawab ini dan kondisi masyarakat yang saya dengar agak terkotak-kotak dengan masalah khilafiyah. But the show must go on, Finish what you start it...gumam saya.

Ketika sedang down saya coba melakukan self talk dengan mengatakan,
" Aa Gym dan Ust Yusuf Mansyur saja bisa, kenapa saya tidak?" dan bangkit lagi semangat dan optimisme saya.

Saya juga sangat didukung oleh beberapa teman-teman donatur yang dengan ikhlas memberikan sebagian rezekinya, dan tentunya sukarelawan yang dengan ikhlas juga menginfakkan waktu dan tenaganya. Sayangnya acara ini belum terdokumentasi karena kamera yang kami miliki rusak, mudah-mudahan di acara berikutnya akan kami lakukan.

Acara kemarin juga sekaligus launching media RUQUN (http://ruqun.blogspot.com) sebuah media komunitas yang merupakan media komunikasi di antara kami. Sederhana, tapi harus dimulai.

So, it's time for Islam to rule the world

Regards
MZ Omar

Thursday, October 30, 2008

FRIDAY's WISDOM



"Wahai Anak Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-KU, niscaya Aku akan memenuhi dadamu dengan kekayaan dan menutup (menyingkirkan kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesempitan (kegelisahan) dan Aku tidak akan menyingkirkan kefakiranmu."
(HADITS QUDSI)

Wednesday, October 29, 2008

Meet and Get The Order

Dalam kondisi bisnis yang hiper kompetitif seperti saat ini, kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan iklan, brosur, surat penawaran, dan alat marketing lainnya. Yang paling penting dalam menembus pasar dan menggiring order adalah kekuatan kita untuk bertemu dengan key person sebagai pemegang keputusan. Karena kecenderungannya jika anda dikenal customer anda, maka peluang untuk meraih order menjadi lebih besar. Walaupun tetap saja ada factor lain yang harus kita perhatikan, seperti kebutuhan customer, jangka waktu pengiriman, harga dan spesifikasi.

Pengalaman saya, order justru lebih banyak dari orang-orang yang mengenal kita. Langkah awal tentunya tetap dibutuhkan marketing tools, seperti: surat penawaran/perkenalan, brosur, company profile, dan website. Biasakan untuk rutin melakukan pengiriman informasi ini baik kepada calon customer maupun kepada loyal customer. Upayakan untuk selalu menjaga kontak dengan menanyakan kabar, menginformasikan stok, atau mengikuti lelang. Dengan teknologi itu semua dapat dilakukan dengan sangat murah dan sederhana, lewat email atau sms, anda sudah bisa memberitahukan customer bahwa anda ada dan siap untuk melayani mereka.

Kami sendiri di kantor setiap hari selalu berupaya mengirimkan minimal 1 penawaran, yang berarti dalam seminggu paling sedikit kami mengirimkan 5 penawaran dan dalam satu bulan 20 penawaran. Jika ada 1 saja order yang masuk otomatis menghasilkan cash flow.

Bagaimana caranya mendapatkan permintaan dari customer kita?

Kuncinya ya itu tadi, temui customer kita. Keluarkan dana untuk makan siang, atau sekedar minum kopi untuk paling tidak mengetahui kebutuhan mereka. Kami juga tidak sedikit mengeluarkan dana untuk mengikuti tender/lelang, walaupun secara spesifikasi kami tidak sanggup, tapi hikmahnya perusahaan kami jadi lebih dikenal dan mendapatkan kontak person yang bisa kami prospek untuk proyek lainnya.

Jadi cobalah cari dan tentukan strategi anda sendiri untuk berupaya bertemu dengan customer anda sehingga hubungan anda dengan mereka menjadi lebih erat.

So happy hunting…..

Sunday, October 26, 2008

CARA BEDA, HASIL BEDA




"We can't solve problems by using the same kind of thinking we used when we created them." Albert Einstein

Krisis lagi. Rasanya tidak pernah berhenti krisis datang melanda. Baru saja sunami datang gempa dahsyat, belum selesai bom meledak sudah datang kerusuhan. Bumi makin panas, ini bukan judul filem hot jaman dulu, tapi ini betulan. Mungkin jika kita iseng menjemur telor siang hari, niscaya bisa jadi telor mata sapi. Dalam kondisi begini, hasilnya berbanding lurus dengan tingkah laku manusia yang kian aneh bin nyeleneh. Karena sering tertekan terkena badai krisis ditambah lagi panasnya suhu udara sudah bisa ditebak banyak yang berubah menjadi manusia pemangsa.

Para pemimpin ummat yang tadinya jadi tumpuan harapan, tiba-tiba mengganas dengan teganya mempermainkan pendukungnya hanya demi kekuasaan dunia. Berdalih janji memberikan perbaikan eh malah justru mengikuti “rules of the game” yang terlanjur babak belur dengan berbagai macam permainan kotor. Mau bawa bendera perubahan eh justru larut dengan keruwetan. Suhu makin panas.

Kalau mau lihat dari perspektis pesimisme, alangkah hancurnya bangsa ini. Begitu bobroknya dunia ini. Tapi ternyata Alhamdulillah dunia ini bukannya monopoli keburukan, bukan hanya milik para “perampok” kebaikan. Dunia ini juga masih punya A Riawan Amin yang sungguh sangat menyejukan ketika memaparkan pendapatnya tentang ekonomi dan perbankan syariah. Bahwa system syariah busa menjadi solusi dari kiamat ekonomi konvensional. Saya tidak memiliki kapasitas untuk membahas perekonomian, tapi yang jelas ditengah tekanan krisis ada satu hal yang menarik yang disampaikan tokoh satu ini.

Anda tidak akan bisa mengharapkan hasil yang berbeda, jika anda tetap melakukan dengan cara yang sama.

Ringkasnya badai ekonomi saat ini sudah seharusnya disikapi dengan menerapkan cara-cara baru dan lebih tahan krisis, yaitu system ekonomi syariah. Dan optimisme seorang Riawan Amin di buktikan dengan keberhasilannya membangun Bank Muamalat sebagai sebuah alat perjuangan dalam menunjukan kepada dunia bahwa ini adalah alternative solusi bagi permasalahan perekonomian dunia.
Jadi jika sekarang kita sedang mengalami kesurutan dalam berkarir, kebangkrutan dalam bisnis, atau keretakan dalam rumah tangga. Sudah saatnya kita melihat cara-cara kita dalam menanganinya. Apakah kita tetap menggunakan pendekatan yang sama bertahun-tahun? Atau sudahkah kita coba tangani dengan jurus yang berbeda?.

Insya Allah akan kita bahas di tulisan berikutnya

Saturday, October 4, 2008

Selamat IDUL FITRI 1429 H

Selamat tinggal Ramadhan.....

Selamat datang hari kemenangan....

Taqaballahu mina wa minkum

Mohon Maaf Lahir dan Bathin


MZ Omar