Jika anda merasa bahwa tulisan ini bisa membawa manfaat, sudilah kiranya menyebarkannya kepada saudara-saudara kita yang lain, semoga menjadi amal jariyah bagi kita semua yuk follow juga FanPage MZ Omar
3E utk Entrepreneur Muslim
by MZ Omar
http://m-zulpakaromar.blogspot.com
Dalam kehidupan perputaran waktu adalah saat dimana kita mengisinya dengan aktivitas kerja dan keputusan-keputusan penting, dan disitulah momentum untuk melihat, menginstropeksi dan muahasabah diri diperlukan, apakah semua sudah sesuai dengan apa yg diinginkan. Godaan dalam menjalankan usaha di zaman sekarang adalah kita terlalu tergesa-gesa dalam meraih hasil, sehingga sering melupakan proses, apakah niat kita sudah benar? Apakah cara kita juga benar? Apakah hasilnya halal dan berkah?
Sebagaimana Alloh SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat), dan bertakwalah kepada Alloh, Sungguh Alloh Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan” (Al-Hasyr: 18)
1.
- Evaluasi Sebelum Berbuat.
Ketika akan menjalankan usaha, seringkali seorang calon enterprenuer akan sampai kepada pertanyaan, bisnis apa yang akan saya tekuni? Mulai darimana? Modalnya darimana? Jualnya kemana? Ketika pertanyaan-pertanyaan teknis tadi belum bisa dijawab, maka hasilnya sudah pasti: tidak jalan. Penting bagi seorang beginner utk menentukan dulu visi bisnisnya (hari esoknya), sehingga ketika akan menjawab pertanyaan-pertanyaan teknis tadi akan menjadi mudah.
Dan satu hal yang paling mendasar sebagai seorang entrepreneur muslim, bahwa kita harus melibatkan Alloh SWT dari sejak awal kita memulai usaha. Pernahkah anda ditawarkan suatu peluang bisnis, lalu yang terbayang di fikiran anda adalah “Wow this is a good business, I’m gonna make a lot of money from this”, tapi ternyata ketika menjalankannya justru kebangkrutan yang ditemui? Ada yang lupa kita lakukan, yaitu meminta petunjuk Alloh SWT dengan melakukan shalat Istikharah. Karena Alloh Yang Maha Tahu apa yang kita tidak tahu, Alloh Yang Maha Memiliki Ilmu sedangkan kita hanya mahluk lemah yg minim pengetahuan. Dengan ber-istikharah dan sangat teliti ketika akan menjalankan suatu bisnis, maka kita akan terjada dari melakukan hal-hal yang dilarang yang akan menjerumuskan kita pada kebangkrutan dunia akherat.
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apa yang dikehendaki Alloh, Tuhan semesta alam” (At Takwir: 29)
Nasehat yang pernah saya terima dari mentor saya, modal utama dari seorang entrepreneur muslim adalah Jujur dan Komitmen. Kejujuran dalam bekerja merupakan tiang utama keberhasilan, karena dengan itu akan memberikan rasa aman bagi keduabelah pihak, dan keberkahan dalam hasil. Jujur merupakan entry point bagi kita dengan customer dalam membuka hubungan bisnis, tapi yang dimaksud disini tentunya adalah kejujuran yang tulus bukan dibuat-buat. Kejujuran juga menjamin keterbukaan hubungan kerja dengan tim dan karyawan kita. As a result, kejujuran menjadi kunci bagi kelancaran bisnis kita.
Sedangkan komitmen akan memberikan jaminan kualitas yang unggul dan memberikan rasa percaya diri akan kesuksesan. Komitmen pada nilai akan tetap memberikan kita koridor dalam menentukan apakah bisnis yang akan kita kerjakan akan menzhalimi orang lain? Apakah ada ketidakjujuran di dalamnya? Apakah ada unsur riba di dalamnya? Apakah ada suap/riswah di dalamnya?. Dengan terus mengevaluasi diri saat kita menjalankan usaha kita, maka segala penyimpangan akan bisa kita minimalisir, cegah atau bahkan menghentikannya sama sekali sebelum segala sesuatunya menjadi bencana.
Dampak dari melakukan adalah hasil dan hasil itu bisa baik, bisa buruk. Entrepreneur Muslim adalah mahluk lemah, yang ketika melakukan sesuatu terkadang khilaf dan tanpa sadar melanggar larangan. Akibatnya timbul complain, terjadi perselisihan, kerugian, bahkan kebangkrutan. Tentunya jika kita sudah melakukan ke-2 point di atas, kita akan kembalikan segala urusannya kepada Alloh SWT, bahwa kita sudah melakukan semua yang diperintahkan, lalu masih menemui jalan kegagalan, artinya pasti ada kelalaian kita pribadi. Jalan satu-satunya adalah dengan kembali kepada Alloh, mohon petunjuk-Nya, mengakui bahwa kekhilafan ada pada diri kita. Segera perbaiki diri, hadapi masalahnya.
Namun jika kesuksesan dan keberhasilan yang kita peroleh jangan lantas membuat kita menjadi lengah dengan bertingkah sombong dan membusungkan dada. Bahwa keberhasilan datang hanya dari Alloh, 99% usaha kita kalo tidak mendapatkan 1% ridho Alloh tidak akan menjadi hasil. Perbanyak memberi sehingga usaha menjadi berkah
Mudah-mudahan dengan terus melakukan evaluasi menyeluruh maka apapun keputusan bisnis kita, semuanya menjadi nilai ibadah di sisi Alloh. Kalau sudah begini, masih ada yang bilang usaha rugi?
Wassalamu alaykum
MZ Omar
1 comment:
terima kasih pak...
semoga postingnya bisa jadi pelajaran berharga
Post a Comment