Sudah menjadi tradisi di negeri kita menyambut bulan puasa dengan beragam aktivitas. Bagi pencari omset lebaran adalah timing buat panen
Bagi entertainer (artis, pelawak, pemusik) Ramadhan artinya banyak manggung
Bagi karyawan Ramadhan berarti menunggu bonus dan THR
Bagi anak sekolah Ramadhan berarti ada waktu libur
Beragam memang……
Dari situ biasa timbul rencana apa yang akan diraih…..buat pedagang pasti rencananya menimbun stock, bagi para entertainer tentunya berupaya mengemas suguhannya agar menarik, bagi karyawan sudah mulai menghitung-hitung berapa yang didapat….salahkah? Nggak juga….semua itu wajar dan memang sudah begitu.
Namun kelihatannya sayang juga ya momentum sedahsyat Ramadhan hanya sekedar untuk memperoleh hal-hal di atas.
Banyak yang menata rencana bisnisnya
Nggak sedikit yang pusing merencanakan pulang kampong
Dan juga mengantri orang yang ingin tampil lebih wah di Lebaran nanti
Anehnya……..Cuma sedikit yang punya rencana untuk lebih banyak MEMBERI.
Beberapa tahun yang lalu saya amat sangat dikejutkan oleh salah seorang sahabat saya. Orang sederhana dengan penghasilan pas-pasan, punya delapan orang anak dan lumayan banyak tanggungan. Tapi dia punya rencana untuk Ramadhan luar biasa!! Bayangkan….di awal puasa dia sudah mempersiapkan beras untuk keperluan lebaran, lalu dia juga membuat skema sedekah, semakin hari semakin besar…begini: hari 1 rp 1,000 hari 2 rp 2,000 hari 3 rp 3,000 dan 10 hari terakhir berangkat bersama salah seorang anaknya untuk I’tikaf…No Work, No Business only I’tikaf
Buat orang seperti saya rasanya cuma mimpi bisa full time I’tikaf, paling hanya partial belum bisa.
Melihat fenomena yang ada sekarang, Entah kenapa tiba-tiba timbul pertanyaan dari dalam diri saya, apakah makna Ramadhan dan Idul Fitri sekarang ini sudah demikian berubah? Jangan-jangan kita sendiri sudah mulai terseret oleh arus kapitalisme dimana kebanyakan hari raya justru dilihat dari seremonial dan kepentingan bisnis semata? Ah…mudah-mudahan saja tidak.
Saya punya keyakinan selama kita memiliki niat dan lurus, perencanaan yang matang maka akan bisa kita mantapkan bisnis kita tanpa meninggalkan kewajiban utama kita, yaitu memperoleh kemenangan Ramadhan. Jika kita berdagang di bulan Ramadhan namun niat kita adalah memenuhi kebutuhan saudara kita dan keuntungannya bisa memperbanyak sedekah tentunya lebih memberikan manfaat. Hanya perlu merubah niat kita. Jangan Cuma mengejar omset lalu urusan akhirat kita kebobolan.
Jadi Welcome Ramadhan, Welcome Musin panen, but jangan lupa tata hati kita, tata ibadah kita sehingga “panen” sesungguhnya akan kita raih.
Sahabat, kita hidup takkan hidup tanpa kebersamaan, Aku ada karena Engkau ada sehingga timbullah Kita. Dalam kebersamaan bukan tidak mungkin ada luka. Bukakanlah selebar dunia, pintu maaf dan keridhaan. Mari kita jelang kemenangan Bersama.
Saya sendiri sudah membuat rencana untuk Ramadhan kali ini dengan mission statementnya: menjadikan Ramadhan kali ini media untuk memperbaiki shalat dan meningkatkan kualitas hubungan dengan keluarga. Insya Allah
Cheers
MZ Omar
No comments:
Post a Comment