Surat buat adinda.....
Dinda sayang, telah begitu lama aku tak menulis surat untukmu. Hampir 5 tahun tak pernah lagi tangan ini tergerak untuk menuliskan bait-bait pesan melalui tulisan. Semalam aku berpikir, sudah saatnya kita merajut ikatan di antara kita hingga lebih erat dan terstruktur. Aku ingat kata seorang teman,\"Bahasa tulisan itu lebih halus dan tertata ketimbang bahasa verbal, terkadang bahasa verbal lebih bersifat emosional dan reaktif\". Iya juga sih. Ehm..aku jadi ingat waktu kita sering berbeda pendapat, itu mungkin karena kita emosional dan reaktif kali ya?
Makanya aku coba buat surat ini, aku ingin belajar menuturkan isi hatiku dengan lebih tertata. Dan aku yakin bahwa yang kutulis ini jauh dari sempurna, tapi aku percaya yang tertulis ini adalah benar-benar apa yang kusimpan dalam hati.
Masih ingat ceritaku tentang orang cacat yang ngamen di bis kota? Aku begitu terhenyak dan tersadar, bayangkan seorang yang cacat fisik dan mentalnya begitu berani tampil di khalayak umum. Ketika dia bernyanyi tampak sepenuh hati dan subhanallah ketika selesai ngamen dia angkat tangannya dan berdo\'a. Sungguh sebuah pertunjukan yang teramat dahsyat yang dipertunjukan oleh Sang Maha sutradara.
Ya itulah sayang, ketidak sempurnaan jangan menghentikan apapun langkah kita. Karena pada dasarnya manusia tak ada yang sempurna. Justru jadikan ketidak sempurnaan yang kita miliki menjadi kekuatan kita.
Dinda, seperti diriku ini, banyak sekali kekurangan. Ilmu, amal, perhatian, tapi percayalah dinda semakin aku menyadari semua kekurangan itu semakin terpacu diri ini untuk berbuat yang lebih baik buat dinda.
Karena memang segala sesuatu itu TAK HARUS SEMPURNA
January 6, 2005
Ketika rintik hujan mengusap bumi dan kutanyakan pada hujan, banyak hal yg belum terungkap, masih banyak perbedaan yang belum terpecahkan
...Tuk Dinda tercinta
No comments:
Post a Comment