Tuesday, August 5, 2008

PAK HARIS

Pagi tadi seperti biasa saya mengantar anak pertama saya daffa ke sekolahnya. Biasa saja sih, tapi ada satu hal yang menarik perhatian. Senyum Pak Haris...lho kok? Ada yang menarik. Senyumnya tidak dibuat-buat, memang sih saya bukannya paranormal yang bisa menebak isi hati seseorang tapi paling tidak pengalaman sering bertemu dengan berbagai macam tipe orang membuat insting saya agak kuat. Senyum yang tulus itu terlihat dari binar mata dan warna muka nan cerah.

Lalu apa istimewanya senyum tulus Pak Haris? Saya coba menganalisa keadaannya, sebagai seorang Satpam di sekolah swasta bisa ditebak penghasilannya tidak seberapa, atau mungkin pas-pasan. Di tengah situasi krisis sekarang ini, tentunya beban hidup semakin banyak. Hampir semua orang terkena dampak krisis. Tentunya tekanan ini sedikit banyak membuat kalangan menengah ke bawah menjadi rawan stress dan bisa membuat orang sulit sekali mengekspresikan rasa syukur. Senyum adalah salah satu bagian dari cara mengekspresikan syukur.

Saya jadi teringat nasihatnya Pak Ari Ginanjar pemilik ESQ, zikirnya pekerja adalah pekerjaannya. Bagi seorang tukang pasang baut pesawat, maka tasbihnya adalah baut dan zikirnya adalah do’a yang teriring untuk keselamatan penumpang pesawat. Mungkin bagi Pak Haris, tasbihnya adalah murid-murid yang datang dan pergi ke sekolah, zikirnya semoga anak-anak menjadi pintar dan soleh.

Subhanallah tak terasa saya menitikan air mata, Ya Rabb, mudah-mudahan apa yang saya lakukan selama ini bisa juga menjadi tasbih, bisnis pipa yang penuh dengan onak dan duri sangatlah tidak mudah. Tertipu dengan teman dekat sendiri, di tindas saudara dekat, dihina orang tidak jarang membuat saya dan teman-teman seperjuangan terkadang mengepalkan tangan untuk membalas, menyumpah, menghujat bahkan membalas dendam. Godaan itu masih ada. Tapi Alhamdulillah pelajaran yang bisa diambil dari Pak Haris membuat hati saya menjadi sejuk. Mudah-mudahan tasbih saya adalah bisnis ini dan zikirnya adalah bisnis ini menjadi berkah, berkembang dan bisa menjadi naungan kami bersama-sama.

MZ Omar

No comments: