Industri properti memiliki keterkaitan yang erat dengan perbankan. Sementara itu bubble burst
pada industri properti akan secara langsung mempengaruhi stabilitas
perbankan. Setelah pasca krisis diperkirakan telah terjadi perubahan
perilaku pembiayaan dalam industri properti.
Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa peran perbankan dalam
industri properti telah bergeser dari semula pemusatan pada pengembang
menjadi pada konsumen. Pangsa pembiayaan perbankan dalam produksi
properti relatif kecil, namun dalam konsumsi properti masih cukup tinggi
dan terlihat kecenderungan di masa mendatang akan terkonsentrasi pada
sisi konsumsi. Kendati demikian, hal ini tetap perlu dicermati untuk
menjaga stabilitas perbankan secara berkesinambungan. Akhir-akhir ini
industri perbankan syariah mulai menggeliatkan pembiayaan mereka pada
sektor properti yang selama ini belum digarap sepenuhnya. Hal tersebut
didasarkan pada peluang dan pasar properti yang sangat besar, juga
antusias masyarakat yang ingin menggunakan fasilitas kredit perumahan
(KPR) berbasis perbankan syariah.
Sementara itu, pangsa kredit perbankan nasional di sektor properti
sudah 13,3 persen dari total kredit perbankan sehingga masih banyak
peluang yang bisa ditangkap oleh perbankan syariah di pembiayaan
properti.
Sekarang ini, pembiayaan perbankan syariah ke sektor properti masih
tergolong sangat kecil. Untuk itu, industri perbankan syariah beserta
seluruh stake holder-nya tentunya diharapkan dapat melakukan
usaha-usaha sistematis dan aplikatif yang bertujuan untuk melayani
segmen properti ini dengan lebih baik. Untuk saat ini pembiayaan
perbankan syariah masih mayoritas ke sektor perdagangan sekitar 60
persen disusul sektor manufaktur.
Dibandingkan pembiayaan properti dari bank konvensional, pembiayaan
properti perbankan syariah sebenarnya jauh lebih menarik karena
menawarkan fix rate (suku bunga tetap) dengan rentang waktu
angsuran hingga 15 tahun. Meski demikian, pembiayaan syariah kadang
dipersepsikan sebagian kalangan lebih mahal dibandingkan dari bank
konvensional.
Di samping itu, Bank Indonesia (BI) juga mengharapkan perbankan
syariah dapat membantu pembiayaan properti hingga Rp500 miliar
sehubungan dengan makin meningkatnya pembiayaan syariah di sektor
tersebut.
sumber: http://ahdamuthahhari.wordpress.com/2011/03/04/prospek-pembiayaan-sektor-properti-di-bank-syariah/